Ghibah adalah perbuatan menggunjingkan orang lain. Dalam arti, membicarakan kekurangan serta keburukan orang lain. Islam sendiri melarang perbuatan ini. Karena ghibah merupakan salah satu penyakit hati. Bahkan dalam beberapa hadits tentang ghibah ini, Rasulullah SAW memberikan isyarat bahwa beliau tidak menyukai perbuatan ini.
Karena dengan ghibah ini jelas akan sangat merugikan pihak yang sedang dibicarakan. Bahkan dengan ghibah ini juga, bisa membuat orang yang dibicarakan tersebut menjadi hilang rasa percaya dirinya atau mungkin merasa malu. Meskipun bisa saja, keburukan yang di-ghibahkan tersebut belum tentu kebenarannya.
Bahaya Mengghibah Menurut Hadits
Sebagaimana yang telah dijelaskan di awal, bahwa ghibah adalah salah satu perbuatan membicarakan keburukan dan kekurangan orang lain. Baik itu mengenai fisik, akhlak/perilakunya, agamanya, dan sebagainya.
Islam tentu saja melarang perbuatan ini, karena selain bisa merugikan orang yang telah di-ghibah, perbuatan ini juga merupakan salah satu penyakit hati. Bahkan Rasulullah SAW juga berulang kali melarang perbuatan ini, karena ghibah bisa berbahaya. Terutama bagi yang melakukannya. Seperti yang tertuang dalam beberapa hadis berikut ini. Diantaranya :
1. Ghibah Mendekati Fitnah
Ada 2 kemungkinan yang terjadi bilamana Anda melakukan ghibah. Pertama, jika yang Anda bicarakan tersebut merupakan keburukan seseorang yang memang benar adanya, maka hal tersebut merupakan ghibah secara murni.
Namun jika ternyata, keburukan yang Anda ceritakan tersebut adalah hal yang tidak benar. Maka jelas sekali, jika hal itu mengarah kepada fitnah. Sementara dalam beberapa hadist disebutkan bahwa fitnah adalah salah satu perbuatan yang lebih kejam, daripada pembunuhan.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bertanya pada para sahabat :
“Tahukah kamu, apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah SWT dan RasulNya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “ghibah adalah kamu membicarakan sesuatu tentang saudaramu yang tidak dia sukai”. Seseorang kemudian bertanya :Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau, apabila orang yang dibicarakan tersebut sesuai dengan yang diucapkan?” Rasulullah SAW berkata, “ apabila benar apa yang kamu bicarakan tentang dirinya, maka kamu telah meng-ghibahnya. Namun jika yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti, kamu telah memfitnahnya.” ( HR. Muslim)
2. Ghibah Perbuatan Orang Munafik
Orang munafik adalah orang yang bila berkata, dia akan selalu berdusta, bila berjanji, akan selalu mengingkari, serta apabila dia dipercaya, dia akan berkhianat. Islam jelas tidak menyukai orang munafik. Namun dalam salah satu hadits dijelaskan, bahwa ghibah juga termasuk ke dalam perbuatan orang-orang munafik. Seperti yang diterangkan dalam hadits HR Dawud berikut ini.
“Barang siapa yang melindungi seorang muslim dari ghibahnya orang munafik, maka Allah SWT akan mengutus malaikat untuk melindunginya dari api neraka, pada hari kiamat nanti.” (HR Dawud)
3. Allah SWT Akan Mencari dan Juga membuka Aib dari Orang yang Senang Melakukan Ghibah
Bahaya dari ghibah lainnya yaitu aib orang yang senang melakukan ghibah akan dibukakan oleh Allah SWT. Meskipun aibnya tersebut telah ditutupnya rapat-rapat. Hal ini menunjukkan bagaimana Allah SWT sangat membenci orang yang melakukan ghibah. Hingga Allah SWT akan mencari, kemudian membuka aib si peng-ghibah. Sama seperti saat dirinya melakukan ghibah pada orang lain.
“Wahai sekalian orang yang beriman dengan lidahnya, sedangkan iman itu belum masuk ke hatinya. Janganlah kalian suka menggunjing orang-orang muslim, serta mencari-cari aibnya. Karena barang siapa yang melakukannya, Allah SWT akan mencari-cari aibnya, dan Alloh swt akan membuka aib tersebut, meskipun dia bersembunyi di rumahnya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad)
4. Ghibah Diibaratkan Sebagai Bau Busuk
Hadist mengenai bahaya ghibah yang lainnya diriwayatkan oleh Ahmad dari Jabir bin Abdullah.
“Kami pernah bersama Nabi Muhammad saw, tiba-tiba tercium bau busuk yang tidak mengenakkan. Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Tahukah kamu bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang mengghibah kaum muslimin”. (HR. Ahmad dari Jabir bin Abdullah)
5. Ghibah Sama dengan Riba
Ghibah merupakan salah satu penyakit hati. Kedudukan dan bahayanya hampir sama dengan riba. Bukan hanya itu saja, ghibah diibaratkan sebagai salah satu perbuatan riba yang paling berbahaya. Sebagaimana yang dijelaskan pada hadis berikut ini.
“Sesungguhnya riba yang paling berbahaya adalah berpanjang kalam (ghibah) dalam membicarakan keburukan seorang muslim dengan cara yang tidak benar.” (HR. Abu Dawud).
Kumpulan Hadits Tentang Ghibah
Terdapat 37 hadits berdasarkan pencarian Hadits Tentang Ghibah.
Bab:
Haramnya ghibah
Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il dari Al A'laa dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya: "Tahukah kamu, apakah ghibah itu?" Para sahabat menjawab; 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.' Seseorang bertanya; 'Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya.'
Nas
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Bab:
Ghibah
Terjemahan
Telah mengabarkan kepada kami Nu'aim bin Hammad dari Abdul Aziz bin Muhammad dari Al 'Ala` dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa dikatakan kepada beliau; Apa ghibah itu? Beliau menjawab: "Engkau menyebut-nyebut saudaramu dengan apa yang ia benci." Dikatakan; Meskipun apa yang aku katakan tentang saudaraku itu benar? Beliau menjawab: "Jika apa yang kamu katakan tentangnya itu benar, maka engkau telah berbuat ghibah padanya, namun jika hal itu tidak benar, maka engkau telah berdusta kepadanya."
Nas
أَخْبَرَنَا نُعَيْمُ بْنُ حَمَّادٍ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قِيلَ لَهُ مَا الْغِيبَةُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ وَإِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ فَإِنْ كَانَ فِيهِ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Bab:
Penjelasan tentang ghibah
Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz -maksudnya Abdul Aziz bin Muhammad- dari Al 'Ala` dari Bapaknya dari Abu Hurairah berkata, "Rasulullah pernah ditanya, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ghibah?" beliau menjawab: "Engkau menyebut tentang saudaramu yang ia tidak sukai." Beliau ditanya lagi, "Bagaimana pendapatmu jika apa yang ada pada saudaraku sesuai dengan yang aku omongkan?" Beliau menjawab: "Jika apa yang engkau katakan itu memang benar-benar ada maka engkau telah berbuat ghibah, namun jika tidak maka engkau telah berbuat fitnah."
Nas
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ الْقَعْنَبِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّهُ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْغِيبَةُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Bab:
Penjelasan tentang ghibah
Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Ibnul Mushaffa berkata, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah dan Abul Mughirah keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Shafwan ia berkata; telah menceritakan kepadaku Rasyid bin Sa'd dan 'Abdurrahman bin Jubair dari Anas bin Malik ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika aku dinaikkan ke lagit (dimi'rajkan), aku melewati suatu kaum yang kuku mereka terbuat dari tembaga, kuku itu mereka gunakan untuk mencakar muka dan dada mereka. Aku lalu bertanya, "Wahai Jibril, siapa mereka itu?" Jibril menjawab, "Mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah) dan merusak kehormatan mereka." Abu Dawud berkata, " Yahya bin Utsman menceritakannya kepada kami dari Baqiyyah, tetapi tidak disebutkan di dalamnya nama Anas. Telah menceritakan kepada kami Isa bin Abu Isa As Sailahini dari Al Mughirah sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Mushaffa."
Nas
حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُصَفَّى حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ وَأَبُو الْمُغِيرَةِ قَالَا حَدَّثَنَا صَفْوَانُ قَالَ حَدَّثَنِي رَاشِدُ بْنُ سَعْدٍ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا عُرِجَ بِي مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ
قَالَ أَبُو دَاوُد حَدَّثَنَاه يَحْيَى بْنُ عُثْمَانَ عَنْ بَقِيَّةَ لَيْسَ فِيهِ أَنَسٌ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ أَبِي عِيسَى السَّيْلَحِينِيُّ عَنْ أَبِي الْمُغِيرَةِ كَمَا قَالَ ابْنُ الْمُصَفَّى
Bab:
Ghibah
Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Al Ala` bin Abdurrahman dari bapaknya dari Abu Hurairah ia berkata; Ditatanyakan kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, apakah ghibah itu?" beliau menjawab: "Kamu menyebutkan tentang temanmu dengan sesuatu yang ia benci." Ia bertanya lagi, "Bagaimana sekiranya apa yang kukatakan memang benar?" Beliau menjawab: "Jika memang apa yang kamu katakan itu benar, maka sungguh kamu telah menggibahnya, namun jika apa yang kamu katakan itu tidak benar, maka sungguh kamu telah berdusta." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Bazrah, Ibnu Umar dan Abdullah bin Amr. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.
Nas
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْغِيبَةُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ بَهَتَّهُ
قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي بَرْزَةَ وَابْنِ عُمَرَ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Bab:
Ghibah (Membicarakan keburukan orang lain)
Terjemahan
Telah menceritakan kepadaku Malik dari Al Walid bin Abdullah bin Shayyad bahwa Al Muthallib bin Abdullah bin Hanthab Al Makhzumi ia mengabarkan kepadanya, bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Apakah ghibah itu?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas menjawab: "Engkau sebut pada diri seseorang, sesuatu yang benci jika mendengarnya." Laki-laki itu bertanya lagi; "Wahai Rasulullah, walaupun yang diucapkan itu benar" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika yang engkau katakan itu hal yang batil, maka itu dusta."
Nas
حَدَّثَنِي مَالِك عَنْ الْوَلِيدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيَّادٍ أَنَّ الْمُطَّلِبَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْطَبَ الْمَخْزُومِيَّ أَخْبَرَهُ
أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْغِيبَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَذْكُرَ مِنْ الْمَرْءِ مَا يَكْرَهُ أَنْ يَسْمَعَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنْ كَانَ حَقًّا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قُلْتَ بَاطِلًا فَذَلِكَ الْبُهْتَانُ
Bab:
Penjelasan tentang ghibah
Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Auf berkata, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'aib berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Husain berkata, telah menceritakan kepada kami Naufal bin Musahiq dari Sa'id bin Zaid dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya seburuk-buruk riba adalah merusak kehormatan orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan."
Nas
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ حَدَّثَنَا شُعَيْبٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي حُسَيْنٍ حَدَّثَنَا نَوْفَلُ بْنُ مُسَاحِقٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ أَرْبَى الرِّبَا الِاسْتِطَالَةَ فِي عِرْضِ الْمُسْلِمِ بِغَيْرِ حَقٍّ
Bab:
Orang yang puasa melakukan "ghibah" sehingga merusak puasanya
Terjemahan
Telah mengabarkan kepada kami 'Amru bin 'Aun telah menceritakan kepada kami Khalid bin Abdullah dari Washil mantan budak Abu 'Uyainah, dari Basysyar bin Abu Saif dari Al Walid bin 'Abdurrahman dari 'Iyadl bin Ghuthaif dari Abu 'Ubaidah bin Al Jarrah ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Puasa adalah tameng selama ia belum melubanginya." Abu Muhammad berkata, "Yaitu dengan menggunjing orang lain."
Nas
أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ وَاصِلٍ مَوْلَى أَبِي عُيَيْنَةَ عَنْ بَشَّارِ بْنِ أَبِي سَيْفٍ عَنْ الْوَلِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عِيَاضِ بْنِ غُطَيْفٍ عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ الْجَرَّاحِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الصَّوْمُ جُنَّةٌ مَا لَمْ يَخْرِقْهَا قَالَ أَبُو مُحَمَّد يَعْنِي بِالْغِيبَةِ
Bab:
Ghibah dan mengucapkan kata-kata kotor bagi orang yang berpuasa
Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Amru bin Rafi' berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al Mubarak dari Ibnu Abu Dzi`b dari Sa'id Al Maqburi dari Bapaknya dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan kotor, bodoh dan melakukannya, maka Allah tidak butuh meskipun dia meninggalkan makanan dan minumannya. "
Nas
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْجَهْلَ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَا حَاجَةَ لِلَّهِ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Bab:
Ghibah dan mengucapkan kata-kata kotor bagi orang yang berpuasa
Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Amru bin Rafi' berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah Ibnul Mubarak dari Usamah bin Zaid dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan pahalanya selain lapar, dan berapa banyak orang yang shalat malam tidak mendapatkan selain begadang. "
Nas
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ
Dari beberapa hadits tentang ghibah diatas, kita bisa mengetahui, bahwa ghibah adalah salah satu perbuatan yang tidak disukai Rasulullah SAW, bahkan sangat dibenci oleh Allah SWT. Maka dari itu, semoga kita selalu dihindarkan dari salah satu penyakit hati ini.
Admin mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan pada artikel Hadits tentang Ghibah serta Bahayanya.
Jika terdapat kesalahan dimohon untuk kontak admin lewat email berikut ini: sativawahyu4@gmail.com.
Terima kasih kawan-kawan telah mengunjungi website kami.